SEJARAH BERDIRI PPTQ MARKAZ HUFFADZ INDONESIA

PPTQ Markaz Huffadz Indonesia (MHI) berawal dari inisiatif Ustadz Hamdani Aboe Syuja’ dan istrinya pada Oktober 2017. Awalnya, mereka hanya bermaksud mendirikan sebuah Rumah Quran

admin

PPTQ Markaz Huffadz Indonesia (MHI) berawal dari inisiatif Ustadz Hamdani Aboe Syuja’ dan istrinya pada Oktober 2017. Awalnya, mereka hanya bermaksud mendirikan sebuah Rumah Quran kecil dengan kapasitas 6 orang untuk mengisi waktu kosong setelah pulang mengajar. Dengan kesepakatan wakaf hak pakai, mereka menemukan sebuah rumah kosong di daerah Kalisuren Parung.

Namun, setelah diumumkan pada bulan November 2017 saat Ustadz Hamdani Aboe Syuja’ mengisi program Tahsin Tilawah Al-Quran di Insan TV, antusiasme masyarakat begitu tinggi. Sebanyak 12 daerah bahkan ingin mewakafkan tempat dan tanahnya untuk membuka cabang PPTQ Markaz Huffadz Indonesia.

Dalam waktu singkat, terbentuklah pimpinan lembaga, pengajar, dan tenaga bantu awal. Hanya dalam 3 bulan, jumlah santri meningkat menjadi 18 orang. Meskipun rumah tersebut hanya memiliki 3 kamar dengan kapasitas maksimal 4 orang, antusiasme masyarakat membuat sebagian santri tidur di aula.

Pada Maret 2018, Yayasan Islam Bina Ummat (YIBU) dibentuk sebagai payung hukum PPTQ Markaz Huffadz Indonesia, dengan menyelesaikan beberapa legalitas yang diperlukan.

PPTQ Markaz Huffadz Indonesia (MHI) merupakan lembaga pendidikan di bawah Yayasan Islam Bina Ummat (YIBU) yang berfokus pada Pendidikan Tahfidz Al-Quran. MHI menyelenggarakan pendidikan ini dengan mengintegrasikannya dengan kurikulum ilmu syariah, ilmu umum, dan beberapa life skill untuk mencetak generasi Qur’ani berkualitas.

Visi MHI adalah menjadi Markaz Qur’an yang berkualitas di Nusantara dan Mancanegara untuk mencetak generasi Qur’ani yang bersanad sampai ke Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. Awal berdiri MHI dipicu oleh antusiasme masyarakat dan permintaan orang tua yang ingin anak-anaknya belajar di lembaga ini.

Hingga tahun 2023, MHI telah membuka 3 cabang, memiliki 42 pengajar, 8 karyawan, dan 673 santri. Program yang dijalankan antara lain SMP Tahfidz Al-Quran, Indonesian Quran Academy (IQRA), Tahfidz Everyday, dan Tahfidz Balita. Dengan motto “Menjadikan setiap rumah 1 penghafal al-Quran dan setiap kota 1 pondok tahfidz Quran,” MHI memiliki harapan besar menjadi pusat kaderisasi bagi penghafal al-Quran di seluruh Indonesia dan menjadi lembaga rujukan dalam pembelajaran al-Quran terbaik di Nusantara dan Manca Negara.

Tags

Related Post

Leave a Comment